Jumat, 04 Februari 2011

Lubang Mendadak Muncul di Parkiran RS Koja

Lubang Mendadak Muncul di Parkiran RS Koja

TEMPO Interaktif, Jakarta -Sebuah lubang berdiameter sekitar 50 centimeter dengan kedalaman 100 centimeter mendadak muncul di lapangan parkir Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta Utara, sore kemarin. Lubang diduga terjadi karena amblesnya tanah di parkiran tersebut.


Lubang tersebut berawal dari tamu rumah sakit yang sedang memindahkan mobilnya dari parkiran. Mendadak ban mobil belakang tamu tersebut terperosok. Ketika dicek, konblok di lokasi parkir tersebut amblas. Semula lubang hanya berdiameter 10 centimeter namun kemudian melebar jadi 50 centimeter.

Sarya, 40 tahun, warga di sekitar Rumah Sakit Koja, mengatakan ia bersama teman-temannya lalu membantu pemilik mobil mendorong mobil tersebut keluar dari lubang. "Mobilnya sudah enggak bisa maju lagi karena bannya terlalu dalam masuk ke lubang," kata Sarya..

Saat ini pihak keamanan Rumah Sakit telah menutup area parkir di sekitar lubang tersebut dan menandai lubang itu dengan meletakkan beberapa pot. Di lubang sendiri terlihat konblok dan pasir sebagai dasarnya telah bercampur dengan tanah liat.

DWI RIYANTO AGUSTIAR

http://www.tempointeraktif.com/hg/ja...310981,id.html

Tanah Jakarta Diprediksi Turun 2,6 Meter pada 2030

TEMPO Interaktif, Jakarta - Jakarta Utara diprediksi akan mengalami penambahan penurunan muka tanah sebesar 2,6 meter dalam kurun waktu 2010-2030. Prediksi ini menggunakan asumsi penurunan tanah akan berlangsung konstan maksimum 5 cm/tahun (tergantung waktu dan lokasi) dan laju kenaikan muka laut sekitar 2-3 mm/tahun serta tidak ada upaya dalam menyetop pengambilan air tanah yang berlebihan.

"Maka beberapa lokasi di pantai utara Jakarta pada 2020 tergenang sampai kedalaman 0,6 meter dan pada 2050 sampai kedalaman 2,2 meter dibandingkan kondisi pada tahun 2008," ujar Heri Andreas, peneliti Geodesi ITB dan merupakan anggota Tim Konsorsium Jakarta Coastal Defense Strategy (JCDS), Heri Andreas, Jumat (4/2)


Berdasarkan asumsi itu, kata Heri, potensi genangan akibat pasang air laut seperti rob dan pasang tinggi (high tide) di wilayah pantai utara Jakarta tahun 2020 akan melingkupi 5,1 ribu hektare, dan di tahun 2050 melingkupi 5,9 ribu hektare. Sementara untuk skenario pesimistisnya, di tahun 2020 genangan akan melingkupi 16,2 ribu hektare, dan di tahun 2050 melingkupi 18,1 ribu hektare.

"Namun jika kita gunakan asumsi terburuk yaitu laju penurunan tanah di sepanjang pantai utara Jakarta mencapai maksimum 15 cm/tahun dan laju kenaikan muka laut sekitar 9-15 mm/tahun. Maka 2020 beberapa lokasi di pantai utara Jakarta dapat tergenang sampai kedalaman 2,0 m dan pada tahun 2050 sampai kedalaman 6,9 m dibandingkan kondisi tahun 2008," tutur Heri.

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengakui bahwa penurunan permukaan tanah dan kenaikan permukaan laut berada pada tingkat yang mengkhawatirkan. Ia menyebut bahwa dari data yang ada, kombinasi penurunan permukaan tanah dan kenaikan air laut berdampak sangat serius. Karena berdampak hingga di masa yang akan datang, program penanggulangan banjir harus diwujudkan dalam program jangka panjang.

"Lima sampai sepuluh tahun mendatang dampaknya akan semakin parah, tidak hanya menimbulkan genangan seperti sekarang. Kita tidak punya pilihan selain membangun bendungan raksasa di Teluk Jakarta," ujarnya

Bendungan raksasa ini dibangun dengan menggunakan sistem polder, yang merupakan kerja sama dengan Pemerintah Belanda melalui Konsorsium Jakarta Coastal Defense Strategy.

RENNY FITRIA SARI

http://www.tempointeraktif.com/hg/ja...311075,id.html

kenyataan akan tenggelamm pastii bakall ada di depan mata .. kalo terus trusan ,,kita tidak ramah pada alam

update pic dari POS KOTA :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar