Sabtu, 16 Juli 2011

Bom Perut, Modus Baru Teroris

Dengan kecanggihan teknologi pemindai di berbagai bandara dan tempat penting lainnya, teroris akan menggunakan cara baru untuk menyusupkan peledak. Salah satunya adalah menanam bom di dalam tubuh dan meledakkannya dengan cara disuntik.


Hal ini disampaikan oleh Kementerian Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat pada buletinnya yang diserahkan ke berbagai maskapai penerbangan. Dilansir dari The Guardian, Rabu, 6 Juli 2011, AS mengatakan pemindai yang ada saat ini dapat melihat ke dalam pakaian, namun tidak dapat menembus tubuh seseorang.


Hal ini akan digunakan teroris, terutama dari jaringan al-Qaeda, untuk menanamkan peledak di dalam tubuh mereka. Para ahli mengatakan bahan peledak jenis pentaerythritol tetranitrate (PETN) dapat ditanam dengan mudah di dalam tubuh, luka akibat operasi penanaman mudah sembuh dan sulit terdeteksi.
















Peledak ini dapat ditanam dengan mudah di bagian perut, bokong dan payudara, dan diledakkan dengan cara disuntik cairan khusus. PETN dikenal sebagai bahan peledak kimia berkekuatan tinggi.


PETN sebelumnya pernah digunakan oleh seorang teroris asal Nigeria, Umar Farouk Abdulmutallab, pada Desember 2009 untuk meledakkan sebuah pesawat AS. Bom tersebut dimasukkanya ke dalam kantung di celana dalamnya. Upayanya gagal saat bom tidak meledak, dan hanya membakar celananya.


Intelijen AS  mengatakan penggunaan PETN dalam perut ini adalah ide dari Ibrahim Asiri, 28, yang merupakan dalang dibalik pengiriman bom lewat kartrid tinta pada penerbangan dari Yaman ke Chicago tahun lalu.


Pengguna PETN dalam tubuh pertama adalah Abdullah Hassan, kakak dari Asiri. Dia tewas saat bom yang di masukkan di saluran duburnya meledak. Beruntung, sasarannya, wakil menteri dalam negeri Arab Saudi berhasil selamat.


Pemerintah AS kini dalam keadaan siaga penuh, pasca terbunuhnya Osama bin Laden Mei lalu. AS mengatakan negara-negara yang rentan adalah Eropa dan Timur Tengah, dimana tidak ada sistem pemindaian seluruh tubuh seperti yang ada di AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar